Jumat, 07 Januari 2011

Gambar Seni

Suatu siang aku mengelilingi museum seni sambil menunggu suamiku menyeleseikan rapatnya. Aku sangat ingin memandangi lukisan derngan tenang.


Sepasan pasangan muda di depanku memandangi liukisan sambil bicara tanpa henti. Sekilas aku memperhatikan mereka dan menyadari bahwa hanya yang perempuanlah yang terus bicara. Aku mengagumi kesabaran sang pria dalm menghadapi rentetan kata yang tiada henti itu. Karena merasa terganggu oleh suara mereka, aku berpindah tempat.


Ketika di ruangan lainnya, aku bertemu mereka kembali. Setiap kali aku mendengar perempuan itu bicara, aku berpindah tempat.


Aku sedang berdir di kasir toko souvenir museum untuk membeli sesuatu ketika pasangan itu mendekati pintu keluar. Sebelum pergi, si pria meraih kantongnya dan mengeluarkan sebuah benda putih. Ia menariknya menjadi sebuah tongkat putih yang panjang kemudian berjalan dengan bantuan tongkatnya ke ruang penyimpanan jaket untuk mengambil jaket istrinya.


“Ia pria yang berani.” Kata pramuniaga toko. “Sebagian besar kita akan menyerah jika kita menjadi buta pada usia semuda itu. Selama penyembuhan ia bersumpah bahwa hidupnya tidak akan berubah. Jadi seperti sebelumnya, ia dan istrinya akan dating ke sini setiap kali ada pertunjukan seni yang baru.”


“Tetapi apa yang ia dapatkan disina ?” tanyaku. “Ia tidak bias melihat.”


“Tidak bisa melihat? Anda salah. Ia melhat begitu banyak. Lebih dari yang anda akan duga,” kata pramuniaga itu. “Istrinya menjelaskan setiap lukisan sehingga dia bisa melihatnya di dalam kepalanya.”


Hari itu aku belajar sesuatau tentang kesabaran, keberanian, dan cinta. Aku melihat kesabaran seorang istri muda menjelaskan lukisan2 kepada seseorang yang tidak bias melihat dan keberanian seorang suami yang tidak membiarkan kebutaan mengubah hidupnya. Dan, aku melihat cinta di antara dua manusia ketika aku melihat pasangan ini berjalan menjauh sambil bergandengan tangan.



Wew, sumpah aku suka banjet ama cerita ini.

Tapi ini bukan cerita yang aku buat sendiri,melainkan artikel yang aku kutip dari sebuah buku Chucken Soup, maaf aku lupa siapa nama pembuat cerita, BIG SORRY ok :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar